May 28, 2016

kelebihan istighfar


Imam Ahmad bin Hambal Rahimahumullah (murid Imam Syafi'i) dikenal juga sebagai Imam Hambali.
Dimasa akhir hidup beliau bercerita, "pada satu waktu (ketika saya sudah usia tua) saya tak tau kenapa saya ingin sekali menuju kesuatu kota di Irak. Padahal saya tidak ada janji dengan orang dan tidak ada hajat disana.
Akhirnya Imam Ahmad pergi sendiri menuju ke kota Basrah. Beliau bercerita, "begitu tiba disana waktu Isya', saya ikut shalat berjamaah isya' dimasjid, hati saya merasa tenang sekali, kemudian saya ingin beristirahat."
Begitu selesai shalat dan jamaah dimasjid pulang, Imam Ahmad ingin tidur dimasjid itu, tiba-tiba penjaga masjid datang menemui Imam Ahmad sambil bertanya, "kamu mau buat apa lagi disini, ya syaikh."
(Nama "syaikh" itu boleh dipakai untuk 3 panggilan, boleh untuk orang tua, orang kaya ataupun untuk orang yang berilmu. Panggilan Syaikh dikisah ini untuk panggilan sebagai orang tua, kerana penjaga lihat Imam Ahmad sebagai orang tua).
Penjaga tidak tahu kalau beliau adalah Imam Ahmad. Dan Imam Ahmad pun tidak memperkenalkan siapa dirinya.
Di Irak, semua orang kenal nama Imam Ahmad, seorang ulama besar dan ahli hadits, sejuta hadits dihafalnya, sangat salih dan zuhud. Zaman itu tidak ada foto sehingga orang tidak tahu wajahnya, cuma namanya saja yang terkenal.
Imam Ahmad menjawab, "Saya ingin beristirahat, kerana saya musafir."
Kata penjaga, "tidak boleh, tidak boleh tidur didalam masjid."
Imam Ahmad bercerita, "Saya dihalau oleh penjaga itu disuruh keluar dari masjid. Setelah keluar masjid, dikunci pintu masjid. Lalu saya ingin tidur diluar masjid."
Ketika sudah berbaring di luar masjid penjaganya datang lagi, marah-marah kepada Imam Ahmad. "Mahu buat apa lagi disini ya syaikh?" Kata penjaga.
"Mahu tidur, kerana saya musafir", kata Imam Ahmad.
Lalu penjaga berkata, "didalam masjid tak boleh & disampingan masjid juga tak boleh." Imam Ahmad diusir lagi. Imam Ahmad bercerita, "saya dihalau sampai ke tepi jalanan."
Disebelah masjid itu ada penjual roti (rumah kecil sekaligus untuk membuat dan menjual roti). Penjual roti ini sedang membuat adonan, sambil melihat kejadian Imam Ahmad dihalau-halau oleh penjaga tadi. Ketika Imam Ahmad sampai di tepi jalanan, penjual roti itu memanggil dari jauh, "mari ya syaikh, anda boleh tidur dipondok saya, saya punya tempat, meskipun kecil."
Kata Imam Ahmad, "baik & terima kasih." Imam Ahmad pun masuk kerumahnya, duduk dibelakang penjual roti yang sedang membuat roti (dengan tetap tidak memperkenalkan siapa dirinya, hanya bilang sebagai musafir).
Penjual roti ini punya perilaku khas, kalau imam Ahmad ajak bicara, dijawabnya. Kalau tidak, dia terus membuat adunan roti nya sambil melafazkan istighfar,"Astaghfirullah"
Saat memberi garam, "astaghfirullah", memecah telur, "astaghfirullah," mencampur gandum "astaghfirullah." Dia sentiasa melazimkan istighfar. Sebuah kebiasaan yg mulia. Imam Ahmad memperhatikan terus kelakuan nya.
Lalu Imam Ahmad bertanya, "sudah berapa lama kamu lakukan ini?"
Orang itu menjawab, "sudah lama sekali ya syaikh, saya menjual roti sudah 30 tahun, jadi semenjak itu saya melakukan nya."
Imam Ahmad bertanya, "maa tsamarotu fi'luk?" "apa hasil dari perbuatanmu ini?"
Orang itu menjawab, "(lantaran wasilah istighfar) tidak ada hajat yang saya minta, kecuali pasti dikabulkan Allah. Segala yang saya minta kpd Allah SWT...., langsung diwujudkan."
Nabi SAW pernah bersabda, "siapa yang menjaga istighfar, maka Allah SWT akan menjadikan jalan keluar baginya dari semua masalah dan Allah akan berikan rezeki dari jalan yang tidak disangka-sangkanya."
Lalu orang itu melanjutkan, "semua dikabulkan Allah SWT kecuali satu hajat ku, masih satu yang belum Allah SWT berikan."
Imam Ahmad penasaran lantas bertanya, "apa hajat itu?"
Kata pembuat roti itu, "saya meminta kepada Allah SWT supaya dipertemukan dengan Imam Ahmad yang mulia."
Seketika itu juga Imam Ahmad bertakbir, _"Allahu Akbar..! Rupanya Allah SWT telah mendatangkan saya jauh dari Baghdad pergi ke Basrah dan bahkan sampai dihalau-halau oleh penjaga masjid itu sampai ke tepi jalanan, ternyata hanya kerana istighfar mu.. "
Penjual roti itu terperanjat, memuji Allah SWT, ternyata yang didepannya adalah Imam Ahmad...
Dgn kesyukuran yg tak terhingga, ia pun terus memeluk dan mencium tangan Imam Ahmad...
(Sumber: Kitab Manakib Imam Ahmad)
Marilah kita hiasi lisan kita dengan memperbanyakkan "istighfar" bila-bila pun dan dimanapun kita berada.

No comments: